Reflektif Kritis
Menurut Ki hajar Dewantoro pendidikan itu adalah pekerjaan untuk merubah
peradaban yang tidak boleh statis. Pendidikan harus menjawab tuntutan zaman. Oleh sebab itu kurikulum dibuat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Intinya adalah perubahan. Perubahan itu itu kekal. Oleh sebab itu pendidikan akan terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai pendidik kita menyiapkan anak untuk mampu menghadapi kemajuan zaman dan mampu bersaing di era yang baru.
Perbedaan untuk menguatkan kebudayaan Indonesia beragam yang esensinya pada nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai seorang guru kita harus membiarkan anak-anak yang memiliki keunikannya sendiri untuk berkembang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Setiap anak istimewa dan mereka bisa berkembang sesuai dengan transformasi pendidikan apabila diarahkan dengan tepat.
Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang transformasi pendidikan yang bisa kita terapkan yaitu pada tiga kerangka yaitu kodrat keadaan baik alam ataupun zaman. Masing-masing alam dan perkembangan zaman memiliki tantangan tersendiri dan prinsip dalam melakukan perubahan. Meskipun perkembangan zaman berubah, tidak semua perubahan kita adopsi melainkan harus tetap sesuai dengan esensinya masing-masing. Kemudian perubahan budi pekerti pada olah cipta, rasa, karsa dan raga harus seimbang sehingga keseimbangan tersebut menjadi kebijaksanaan. Dari kebijaksanaan yang tercipta akan membawa kita pada kebaikan.
Pendidikan itu harus memerdekakan siswa. kita tidak bisa memaksakan anak untuk menguasai semua bidang akan tetapi kita yang harus mampu melihat potensi yang dimiliki anak dan mengarahkan mereka untuk mengembangkannya. Semua yang kita lakukan di bidang pendidikan harus berorientasi dengan anak.
Pengajaran adalah proses pendidikan dalam mentransfer ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memberikan arah pada anak supaya mampu mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai manusia ataupun anggota masyarakat. Kita dituntut untuk bisa mengembangkan kemampunan kreatifitas anak untuk bekal kehidupannya kedepan dengan tetap berorientasi kepada anak. Keharusan seorang guru memandang anak dengan hormat oleh Ki Hajar Dewantara perlu diterapkan pada pembelajran. Semua yang kita lakukan harus berorientasi pada anak atau berhamba pada anak.
Harapan dan ekspektasi terkait dengan pembelajaran pada modul ini adalah saya dapat menerapkan pembelajaran Filosofi Ki Hajar Dewan kepada anak didik saya di sekolah sehingga pembelajaran yang tercipta berpihak kepada anak.
Pesitriwa negatif
Peristiwa negatif yang pernah Saya alami pada terjadi saat Saya masih kelas 5 SD saya memenangkan lomba melukis Kabupaten dan mendapatkan Guru Pembimbing Melukis yang dipilihkan dari Kabupaten. Pada saat pembimbingan melukis Beliau tidak pernah memotivasi Saya akan tetapi membandingkan Saya dengan peserta cowok yang memiliki peralatan melukis lengkap. Saya lahir dari keluarga yang terbilang biasa dan tidak memungkinkan membeli peralatan melukis lengkap dan mahal sedang dari pihak sekolahan tidak memfasilitasi peralatan melukis itu. Akhirnya semangat Saya luntur dan engan untuk menang di lomba berikutnya. Peristiwa tersebut sangat membekas di ingatan Saya.
Peritiwa Positif
1. Peristiwa positif yang pernah Saya alami pada terjadi saat Saya masih kelas 1 SLTP, Saya memenangkan lomba catur tingkat kabupaten. Saya senang sekali karena guru pembimbing saat itu, Bapak Jodi Winarso yang dulu Guru Olahraga sekaligus Atlit Kano Nasional banyak membantu dan melatih Saya hingga muncul sikap percaya diri hingga Saya memenangkan lomba tersebut. Saya sangat senang sekali.
2.Yang terlibat pada peristiwa negatif pada usia 10 tahun adalah Pembimbing Lomba Melukis dari Kabupaten.
Yang terlibat dalam peristiwa positif pada usia 12 adalah Guru Olahraga Saya, Bapak Jodi Winarso.
3. Dampak emosi apa saja yang Saya rasakan hingga saat ini?
Dampak emosi dari peristiwa negatif yang pernah saya alami adalah kesedihan, marah, dan kebencian terhadap Pembimbing Melukis Saya.
Dampak emosi dari peristiwa positif yang pernah saya alami adalah saya merasakan bersemangat sekali karena mendapatkan dukungan dan kebaikan Guru Olahraga Saya. Saya mendapatkan rasa percaya diri hingga dapat meraih juara.
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat mempengaruhi diri saya dimasa sekarang?
Karena momen masa kecil merupakan momen yang yang sangat berharga yang terus terkenang dan dapat mempengaruhi perilaku saya di masa sekarang.
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Pelajaran hidup yang dapat saya peroleh terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik adalah sebagai seorang pendidik harus mampu memberikan layanan pendidikan sesuai bakat Peserta didik. Guru terus memberikan dukungan yang positif untuk mengembangkan bakat dan kompetensi Peserta didik. Membangun rasa nyaman dan percaya diri dari pesertadidik.
6. Menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"
Seorang Guru berperan menuntun murid belajar secara bermakna dalam mencapai kehidupan yang penuh kebahagiaan dan keberhasilan.
Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang
Saya memimpikan murid-murid yang belajar dengan kondusif dan bahagia di kelas saya. Sehingga semua murid saya berperan aktif dalam pembelajaran.
Saya percaya bahwa murid adalah permata yang unik dan spesial. Mereka memiliki kilauan seperti, potensi, bakat dan minat yang berbeda dan akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila guru memberikan perlakuan yang tepat.
Di sekolah, saya mengutamakan Terwujudnya peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi, dan berwawasan lingkungan. Selain keimanan dan ketagwaan dan kompetensi pengetahuan yang dikedepankan.
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa mereka diharapkan mampu mengembangkan prestasi dan kompetensi diri dan kepedulian lingkungan sekolah.
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk membimbing semua murid yang memiliki potensi sama untuk mencapai kesuksesan dengan membimbing dan menuntunnya agar tidak kehilangan arah dalam menggapai kebahagiaan.
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa kami mentransfer ilmu dengan mengisi pengetahuantanpa melihat kondisi dan kapasitasnya. Ilmu yang diberikan pada siswa belum tentudipahami semua oleh mereka tapi kita membimbing mereka untuk memahami dan menerapkannya.
Visi adalah impian atau cita-cita.
Harapan, cita-cita Saya untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat di daerah Bapak/Ibu, dan bangsa-negara Indonesia mewujudkan peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi, dan berwawasan lingkungan
Keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita adalah memajukan sekolah bersama yang berpihak pada murid dan mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.
Yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah Saya dengan murid di sekolah lain adalah mereka memiliki keimanan dan akhlak yang baik disamping ilmu, kreatifitas dan prestasi.
Kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu dengan memberikan kesempatan kepada Guru Pengerak membagi ide dan gagasannya agar tercipta pendidikan yang berpihak kepada murid dan menuntunnya sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila.
Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
Nilai dalam diri Saya membantu agar menggerakkan siswa, rekan-rekan guru, dan warga sekolah. Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, semangat, rasa optimisme, dan kemauan belajar hal yang baru. Nilai dalam diri saya ini dapat membantu saya untuk menggerakkan komunitas di circle saya.
Peran saya dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas adalah dengan berusaha menjadi sahabat bagi anak didik supaya senang saat belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki, membantu dan berdiskusi dengan rekan kerja yang mengalami kendala dalam pembelajaran, mengajak rekan kerja meningkatkan kompetensi.
Keren banget
ReplyDeleteTerima kasih.
Delete